Selasa, 01 November 2016

Pembibitan kelapa sawit

                                                     PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

Hasil gambar untuk pembibitan kelapa sawitHasil gambar untuk pembibitan kelapa sawit


Pre Nursery dan Main Nursery Sawit


ABSTRAK
Dalam budi daya kelapa sawit, bibit memegang  peranan penting dalam menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bibit yang digunakan berasal dari jenis yang jelas dan unggul, memiliki pertumbuhan yang baik dan bebas dari serangan hama penyakit. Bibit kelapa sawit harus memiliki pertumbuhan normal: bibit abnormal harus diafkir, serta tidak menunjukkan gejala terserang hama penyakit. Untuk memperoleh bibit yang memenuhi kriteria tersebut perlu dilakukan penanaman, pemeliharaan dan seleksi bibit secara benar.
Pemeliharaan bibit dn seleksi bibit dilakukan baik di pembibitan pendahuluan (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pemeliharaan  tersebut meliputi penyiraman rutin, pengendalian gulma di dalam polybag dan di gawangan, pengendalian hama penyakit sesuai keperluan. Seleksi dilakukan dengan membuang/meng-afkir segera bibit yang menunjukkan gejala abnormal.
Pre nursery merupakan pembibitan awal dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, pada pembibitan awal kecambah ditanam pada kantong plastik berukuran 14 x 22 cm dengan tebal 0,10 mm, kantong plastik dilubangi keliling untuk perembesan kelebihan air pada waktu penyiraman bibit. Tanah untuk mengisi kantong plastik harus digemburkan dahulu, setelah kantong plastik diis, kantong plastik disusun pada bedengan dengan ukuran lebar 160 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan tanah. Jarak antar bedengan 80 cm berfungsi untuk jalan pemeliharaan, pengawasan, dan pembuangan air yang berlebihan saat penyiraman atau waktu hujan (Setyamidjaja, 2006).
Pada tahap pre nursery, naungan atau pelindung bisa berupa pohon hidup atau naungan yang terbuat dari daun kelapa sawit. Naungan ini dipertahankan sampai kecambah berdaun 2-3 helai. Selama 3 bulan di pre nursery jenis pupuk yang biasa digunakan adalah larutan urea dengan konsentrasi 0,1-0,2% (1-2 gram/ liter air untuk 100 bibit). Frekuensi pemupukan seminggu sekali (Sunarko, 2007).
Sistem pembibitan main nursery dilakukan pada media polybag. Polybag yang berisi media tanam harus tetap terjaga kelembabannya agar perkecambahan bibit sawit yang diperoleh berhasil dengan baik. Secara normal, biji kelapa sawit tidak dapat berkecambah dengan cepat, karena adanya sifat dormansi. Jika benih langsung ditanam pada tanah atau pasir maka presentase daya kecambahnya setelah 3-6 bulan hanya 80% (Sianturi, 2001).
Pembibitan di main nursery memerlukan lahan yang lebih luas karena bibit ditanam pada jarak yang lebih besar. Pembibitan harus terbuka bebas dari gulma dan terkawal dari gangguan hewan liar, ternak dan lain-lain. Tempat yang diduga asal sumber hama seperti semak-semak di sekitar pembibitan (Syamsulbahri, 1996).
Pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery dapat dilakukan pada saat bibit berumur 3-3,5 bulan atau telah berdaun 3-4 helai. Umur tersebut merupakan standar baku yang dianggap paling baik untuk menentukan waktu pindah ke main nursery (Widiastuti dan Darmono, 2000).

BAHAN DAN METODE

3.1 Bahan :
  • Bibit kelapa sawit pre nursery dan main nursery
  • Pupuk
    • Alat :
  • Satu buah cangkul
  • 1 buah ember
  • Alat tulis
    • Metode
  1. Lakukan pemeliharaan bibit kelapa sawit dengan menggemburkan media, menyiang gulma yang ada di dalam dan sekeliling polybag.
  2. Tambahkan media tanah menimbun kotiledon dan perakaran bibit yang tampak di permukaan media.
  3. Lakukan pemupukan
  4. Aturlah polybag tersebut di lahan pembibitan utama dengan jarak  tanam segitiga samasisi 90 cm X 90 cm X 90 cm.HASIL DAN PEMBAHASAN
    • Hasil
    Tabel 1 Hasil pengamatan pre nursery kelapa sawit
    Nomor BibitTinggi (cm)Jumlah DaunDiameter Pangkal BatangKeadaan Bibit N/A
    12144,7Normal
    21113,6Normal
    330,5610,4Normal
    430,5510,2Normal
    528,5510,8Normal
    624,5510,9Normal
    730,559,8Normal
    82167,7Normal
    91135,7Normal
    1021,5510Normal
    112946,9Normal
    121845,9Abnormal
    1317,549,4Normal
    1418,549,9Normal
    1518,546,3Normal
    1618410,4Normal
    172047,8Normal
    1834,5611,3Normal
    192246,1Normal
    2023,546,4Normal
    Tabel 2 Hasil pengamatan pre nursery bibit kelapa sawit umur 36 minggu
    NO.Tinggi BatangJumlah DaunDiameter Pelepah BatangKeadaan Bibit N/A
    130412,05Normal
    233613,45Normal
    330411,4Normal
    426,549Normal
    529510,2Normal

    Tabel 3 Hasil pengamatan main nursery bibit kelapa sawit
    NO.Tinggi BatangJumlah DaunDiameter Pelepah BatangKeadaan Bibit N/A
    11231470,75Normal
    2130,51467,05Normal
    386844,6Abnormal
    4
    • Pembahasan
    4.2.1 Pre Nursery
    Kegiatan praktikum yang dilakukan adalah pemeliharaan dan penyiangan terhadap kelapa di pre nursery . Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan sanitasi tanaman, pengendalian gulma dan pemupukan pada 4 tanaman kelapa. Dalam sanitasi tanaman dan pengendalian gulma, kelapa dibersihkan dari gulma ataupun pelepah kering yang jatuh ke tanah. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual yakni dicabut langsung atau menggunakan kored. Pembersihan gulma dilakukan pada polybag dan areal di sekitarnya. Agar terlihat rapi dan memudahkan dalam pemeliharaan selanjutnya maka jarak peletakan antar polybag harus dirapikan kembali.
    Setelah dilakukan sanitasi tanaman dan pengendalian gulma, kegiatan berikutnya adalah pemupukan. Jenis pupuk ada dua yaitu pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara saja, contohnya urea hanya mengandung hara nitrogen (N). Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara, misalnya NPK, Nitrophoska, dan Rustika. Adapun jenis pupuk yang digunakan antara lain Urea, SP-18, dan KCl dengan dosis masing-masing 500 gram, 500 gram dan 500 gram per tanaman. Pada urea kandungan utamanya adalah Nitrogen (N) sebanyak 46%, pada SP-18 adalah P2O5 sebanyak 18% dan pada KCl kandungan utamanya adalah K sebanyak 45% dan Cl 20%. Urea diberikan secara alur pada radius 0,5 meter dari tanaman pokok, kemudian ditutup agar pupuk tidak menguap. Dalam pemberian,  pupuk urea tidak boleh dicampur dengan pupuk lain karena jika tidak langsung diaplikasikan maka pupuk akan menggumpal dan akan sulit diikat oleh tanah terutama sulit diserap oleh akar tanaman.
    Untuk aplikasi pupuk KCl dan SP-36 diberikan dengan cara dicampur terlebih dahulu kemudian disebar secara alur pada radius 1 meter dari tanaman pokok. Phylotaksi kelapa yang diamati adalah 2/5, yakni setiap dua kali putaran terdapat lima daun. Dalam kegiatan praktikum kali ini, 5 pekerja membutuhkan waktu 31 menit atau setara dengan 0,52 jam untuk menyelesaikan seluruh kegiatan tersebut. Sehingga HOK yang diperoleh adalah 0,36 yang berarti bahwa bagi satu orang pekerja membutuhkan waktu 1,44 jam kerja untuk menyelesaikannya.
    4.2.2 Main Nursery
    Pembibitan utama (Main Nursery) merupakan tahap kedua dari sistem pembibitan double stage yang berlangsung 6-9 bulan. Main nursery merupakan kegiatan transplanting/pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery (Pahan 2006). Dilakukan ketika bibit sudah berusia 3-4 bulan atau ketika bibit sudah memiliki 4-5 helai daun. Keberhasilan rencana penanaman dan produksi ditentukan oleh pelaksanaan pembibitan utama dan kualitas bibit yang dihasilkan.
    Main nursery ini perlu menyediakan tempat tanamnya berupa polybag, yakni kantong plastik berwarna hitam dengan ukuran lebar 37-40 cm, panjang 50 cm, dan tebal 0,02 cm. Jarak tanam berukuran 90cmx90cmx 90cm dengan estimasi satu hektar ditempatkan 10.000-12.000 bibit. Media tanam yang digunakan pada main nursery adalah top soil yang memiliki struktur remah dan gembur. Polybag diisi dengan media tanam hingga penuh dan padat. Pemindahan tanaman dari pre nursery ke main nursery dengan cara membuat lubang di polybag seukuran dengan diameter polybag pre nursery. Kemudian sobek polybag pre nursery menggunakan pisau secara hati-hati dari bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut (Setyamidjaja 1991).
    • Penentuan Lokasi
    Lokasi sebaiknya dekat atau berada di pinggir jalan besar, agar pengangkutan bibit dan pengawasannya lebih mudah. Lokasi harus bebas genangan atau banjir dan dekat dengan sumber air untuk penyiraman. Debit dan mutu air yang tersedia harus baik. Areal pembibitan sebisa mungkin rata atau memiliki kemiringan maksimum 5%, tempat terbuka atau tanah lapang dan lapisan tahah topsoil  cukup tebal. Letak lokasimain nursery  dekat dengan area yang ditanam dan harus jauh dari sumber hama dan penyakit (Sunarko, 2009).
    • Luas,Lay Out, dan Pancang
    Satu hektar pembibitan main nursery dapat menyediakan bibit untuk sekitar 50-60 hektar lahan penanaman. Setelah area diratakan menggunakan alat berat, sekaligus untuk mengambil topsoil, tentukan dan buat jaringan jalan, parit, dan saluran pembuangan air (drainase). Buat lay out petak atau bedengan memanjang dengan arah timur ke barat. Ukuran panjang dam lebarnya disesuaikan dengan kondisi  lapangan dan jaringan irigasinya (Sunarko, 2009).
    • Jaringan Irigasi
    Jaringan irigasi diperlukan sebagai sarana pengairan untuk menyiram bibit dimain nursery. Alat dan bahan untuk sistem penyiraman harus sudah terpasang dan siap pakai sebelum penanaman. Instalasi penyiraman di main nursery sebagai berikut:
    1. Secara manual, air dihisap dari sungai menggunakan pompa air dan dialirkan ke lokasi pembibitan melalui pipa dan selang.
    2. Sprinkler menggunakan pipa induk, pipa utama, dan pipa distribusi.
    3. Setiap sambungan dilengkapi stand pipesyang terpasng berdiri dan ujungnya dilengkapi dengan nozzle yang memancarkan air secara berputar.
    4. Setiap pipa distribusi memiliki 8-9 sprinkler yang berjarak 9-18 meter.
    5. Kebutuhan air sekitar 75 m/ha/hari, efisiensi 30-40% dengan pompa air berdaya pancar 45 psi. kekuatan pompa 18-20 horse poweruntuk 8 hektar pembibitan (Sunarko, 2009).
      • Penyiapan Polibag
    Polibag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam (100% carbon black) dengan panjang 42 cm, lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm. polibag diberi lubang berdiameter 0,5 cm sebanyak dua baris. Jarak antarlubang 7,5 x 7,5 cm. Media tanam bibit menggunakan topsoil  yang memiliki struktur remah atau gembur. Jika terpaksa, gunakan topsoil yang berupa tanah liat. Namun, media tersebut perlu dicampur dengan pasir kasar dengan perbandingan 3:2. Polibag diisi media tanam hingga penuh (sekitar 16 kg), lalu hentakkan tiga kali agar media tanam memadat. Pengisian polibag harus selesai dikerjakan dalam waktu dua minggu sebelum pemindahan dari prenursery(Sunarko, 2009).
    • Penanaman
    Sehari sebelum penanaman, media tanam dalam polibag harus disiram. Bibit dipindahkan dari prenursery setelah berdaun 2-3 helai dan berumur maksimum tiga bulan. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang di polibag seukuran dengan diameter babybag. Sayat babybag menggunakan pisau secara hati-hati dari bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut. Masukkan bibit beserta tanahnya ke dalam lubang, lalu atur agar posisinya tegak seperti semula. Tekan tanah disekeliling lubang agar lebih padat merata. Jika dirasa kurang, tambahkan tanah hingga sedikit melewati leher akar. Bagian atas polibag yang tidak diisi tanah setinggi 2-3 cm. Bagian ini memungkinkan sebagai tempat meletakkan pupuk, air, atau mulsa. Naungan sudah tidak diperlukan lagi di main nursery (Sunarko, 2009).
    • Penyiraman dan Penyiangan
    Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur dengan jumlah yang cukup. Jika musim kemarau, siram bibit dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Kebutuhan air penyiramann sebanyak 2 liter air/bibit/hari. Permukaan tanah harus ditutup dengan serasa organik (mulsa) untuk menghindari pemadatan permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan mengatur kelembapan tanah pada musim kemarau. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh dalam polibag, sekaligus menggemburkan tanah dengan cara menusukkan sepotong kayu. Penyiangan lahan pembibitan(diluar polibag) dilaksanakan secara clean weeding, yakni menggunakan garuk. Rotasi penyiangan 20-30 hari, tergantung dari pertumbuhan gulma (Sunarko, 2009).
    4.2.2.7 Perawatan
    Perawatan yang diperlukan pada saat pembibitan Main nursery diantaranya adalah (Sunarko 2007) :
    1. Penyiraman
    Kebutuhan air pada pembibitan utama sekitar 2 liter/hari/polybag. Bibit disiram dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Jika curah hujan lebih besar dari 9 mm/hari, penyiraman tidak perlu dilakukan.
    1. Pengendalian gulma
    Pengendalian gulma adalah salah satu kegiatan intensif yang harus dilakukan dalam pemeliharaan main nursery. Hal ini bertujuan untuk mengurangi persaingan antara bibit main nursery dengan gulma yang mengganggu. Gulma mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh seta memperbanyak populasi hama dan penyakit. Secara umum penurunan hasil tanaman akibat kehadiran gulma dapat mencapai 20-80% bila gulma tidak dikendalikan . selain itu, keberadaan gulma juga dapat menurunkan mutu produksi akibat kontaminasi bagian gulma, menjadi inang bagi tanaman, mengganggu pertumbuhan tanaman, mengganggu tata guna air, dan meningkatakan biaya pemeliharaan.
    Pengendalian gulma pada pembibitan main nursery  dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya pengendalian secara mekanis, kultur teknis, fisis, biologis, kimia dan terpadu. Tetapi yang paling umum dilakukan adalah pengendalian secara mekanis dan kimia. Sebelum melakukan pengendalian gulma, perlu diketahui keadaan pertumbuhan gulma di lapangan melalui kegiatan identifikasi dan penelitian gulma (weed assessment). Kegiatan pengendalian gulma tidak berbeda jauh dengan penyiangan.Kegiatan penyiangan di pembibitan utama terdiri dari dua macam yaitu penyiangan tanah disekitar polibag dan didalam polibag. Tujuan penyiangan disekitar polibag adalah membersihkan pembibitan dari vegetasi selain bibit kelapa sawit, terutama rumput – rumputan dan jenis gulma lainnya. Penyiangan didalam polibag juga penting dilakukan untuk membersihkan gulma, selain itu,  mencegah terbentuknya lapisan kedap air akan menyebabkan turunnya kemampuan untuk menerima air siraman.

    1. Pemberian mulsa
    Pemberian mulsa dilakukan dengan meletakkan sisa tanaman atau cangkang kelapa sawit di sekeliling bibit setelah bibit berumur dua bulan dengan ketebalan 1 – 2 cm
    1. Pemupukan
    Pupuk yang digunakan pada pembibitan utama adalah pupuk majemuk N-P-K-Mg (15-15-6-4) hingga berumur sekitar lima bulan. Selanjutnya diberi pupuk N-P-K-Mg (12-12-17-2).
    Kesimpulan
    Bibit kelapa pre nursery yang diamati mayoritas tumbuh normal dan seragam. Pemeliharaan bibit pre nursery meliputi melakukan sanitasi tanaman, pengendalian gulma dan pemupukan pada 4 tanaman kelapa. Pemeliharaan bibit main nursery meliputi penyiangan tanah disekitar polibag dan didalam polibag.